Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jumlah Investor Meningkat, Penghimpunan Dana di Pasar Modal Lampaui Capaian 2020

Jumat, 17 September 2021 19:33 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan jumlah investor di pasar modal pada Agustus 2021 telah mencapai 6,1 juta investor. Jumlah itu meningkat pesat dari catatan serupa pada Agustus 2020. 

“... ada kenaikan 99 persen (yoy) yang didominasi oleh usia di bawah 30 tahun,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu, 15 September 2021.

 

Investor berusia di bawah 30 tahun nyatanya memang menjadi kelompok usia mayoritas investor pasar modal. Pada Juli 2021 angkanya mencapai 58,4 persen, lalu di Agustus meningkat sedikit menjadi 58,82 persen. Sehingga, diperkirakan terdapat 3,59 juta investor yang berusia di bawah 30 tahun per Agustus 2021.

Menurut Wimboh, kenaikan investor yang mencapai 99 persen tersebut tidak terlepas dari ruang belanja yang menyempit akibat pembatasan mobilitas selama masa PPKM Darurat. Ruang belanja yang sempit membuat masyarakat mengalihkan uangnya untuk berinvestasi di saham maupun instrumen lain di pasar modal.

Sebagian besar nilai transaksi bursa saham disumbang oleh pelaku pasar domestik. Investor individual non-profesional atau investor ritel domestik menjadi tipe investor yang mendominasi proses jual-beli saham dibanding investor dari kalangan lembaga.

 

Kenaikan jumlah investor juga ikut meningkatkan nilai penghimpunan dana pasar modal. Hingga 7 September 2021, OJK mencatat nilai penghimpunan dana pasar modal telah mencapai Rp 257,9 triliun. Jumlah itu melonjak pesat dibanding realisasi 2020 sebesar Rp 118,8 triliun. 

Sebagian besar penghimpunan dana pasar modal selama 2021 berasal dari penawaran umum terbatas (right issue) melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), dengan nilai Rp 157,4 triliun. Sumbangan terbesar berikutnya berasal dari emisi efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) sebesar Rp 69,5 triliun, dan sisanya sekitar Rp 31 triliun disumbang dari penawaran publik perdana (IPO). 

OJK mencatat hingga September 2021 terdapat 35 emiten baru yang melantai di bursa saham.

“Capaian ini luar biasa dan masih ada di pipeline sampai beberapa bulan ke depan yang sudah tercatat 80 penawaran umum dan kini sedang dalam proses dengan total Rp 40,79 triliun,” kata Wimboh.

Menurutnya, jumlah itu berpotensi mengalami pertambahan. Sehingga, meski dari sisi pembiayaan di perbankan tidak sesuai ekspektasi lantaran pengetatan mobilitas dan belum banyak permintaan, tetapi kenaikan jumlah modal melalui pasar modal tercatat luar biasa.

“Ini menandakan optimisme ke depan ada terutama investasi di sektor-sektor yang menjanjikan. Banyak sektor yang rising fund di pasar modal yang kaitannya dengan startup digital. Ini masih marak dan tentu ini bisnis yang besar ke depan,” katanya.