Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesia Negara dengan Keragaman Bahasa Terbanyak Kedua di Dunia

Sabtu, 27 November 2021 18:18 WIB

Ada ribuan bahasa digunakan di seluruh dunia, tetapi hanya segelintir yang benar-benar digunakan secara luas. Visual Capitalist menghitung, gabungan jumlah pengguna 23 bahasa di dunia jika dihitung jumlahnya melebihi setengah populasi global.

Namun, masih terdapat sejumlah wilayah di seluruh dunia yang kaya dengan keberagaman bahasa. Salah satunya adalah negara tetangga Indonesia, Papua Nugini. Meskipun jumlah penduduknya hanya 3 persen dari jumlah penduduk Indonesia, alias 8,8 juta jiwa, tetapi ada 840 bahasa yang digunakan di negara ini. Dengan kata lain, hampir 12 persen dari jumlah bahasa di seluruh dunia digunakan di wilayah yang luasnya hampir sebanding dengan luas Pulau Sumatera tersebut.

Dugaan paling memungkinkan di balik keragaman bahasa tersebut adalah letak wilayah Papua Nugini. Sebagian besar wilayah negara itu terisolasi dari kehidupan modern. Lebih dari 80 persen penduduk Papua Nugini tinggal di area terpencil dan jarang berhubungan dengan pengaruh eksternal atau suku-suku lainnya.

Sementara di peringkat kedua adalah Indonesia, dengan 711 bahasa berbeda digunakan di seluruh penjuru negeri. Sama seperti Papua Nugini, faktor utama yang dapat menjelaskan kekayaan linguistik itu adalah letak geografisnya. Indonesia memiliki sekitar 17.500 pulau, lebih dari 7.000 di antaranya tidak berpenghuni.

Meskipun jelas bahwa masih ada banyak bahasa yang bertahan, sekitar 40 persen dari total bahasa di dunia berisiko punah. Bahkan di bagian dunia yang memiliki keragaman linguistik yang sangat besar, sejumlah bahasa tidak lagi digunakan oleh generasi-generasi penerus.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun telah berusaha untuk mempromosikan dan melindungi bahasa yang terancam punah ini. Pada 2019 lalu, organisasi ini menetapkan tahun tersebut sebagai Tahun Internasional Bahasa-bahasa Asli dalam rangka melestarikan dan mempromosikan bahasa-bahasa asli di level nasional, regional, dan internasional.