Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Semeru Masih Waspada, Mayoritas Gunung Berapi Lain di Indonesia Masih Berstatus Normal

Senin, 6 Desember 2021 18:47 WIB

Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sebanyak 48 gunung api aktif di Indonesia hingga kini masih berstatus Normal alias level I. Kemudian 17 gunung berapi telah berada di level II atau Waspada, dan tiga gunung masuk kategori level III alias Siaga. Belum ada gunung berapi yang memasuki level tertinggi atau status Awas.

Tiga gunung yang telah berstatus Siaga tersebut antara lain Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur, Gunung Sinabung di Sumatera Utara, dan Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tingkat aktivitas Gunung Semeru yang erupsi pada Sabtu, 4 Desember 2021 hingga kini masih berada pada level II. Berdasarkan definisi PVMBG, status Waspada disematkan pada suatu gunung api jika gunung itu memperlihatkan peningkatan aktivitas melalui pengamatan visual dan instrumental.

Gunung Bromo, yang bertetangga dengan Gunung Semeru, juga masuk dalam status Waspada. Kedua gunung itu terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang wilayahnya mencakup empat kabupaten di Jawa Timur. Yakni Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Probolinggo.

Berdasarkan laporan terbaru yang disusun petugas PVMBG, Yuda Prinardita Pura, Gunung Semeru hingga Senin, 6 Desember 2021 pukul 12.00 WIB telah mengalami dua kali gempa letusan, dua kali gempa awan panas guguran, dan tujuh kali gempa guguran. Sedangkan pengamatan visual menunjukkan Semeru tertutup oleh kabut, sehingga petugas tidak dapat mengamati asap kawah.

PVMBG pun merekomendasikan masyarakat, pengunjung, atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari puncak Semeru dan jarak 5 km arah tenggara dan selatan bukaan kawah. “Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” tulis Yuda dalam laporan itu.

Lembaga itu juga mengingatkan agar masyarakat mewaspadai ancaman awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di Semeru. Awan panas diperkirakan berpotensi meluncur ke arah Sungai Besuk Kobokan

Kepala PVMBG Andini menyebut bahwa PVMBG telah mengeluarkan peringatan dini potensi dan bahaya erupsi Semeru sejak tanggal 1 Desember. Keesokan harinya, pengamat gunung api (PGA) Semeru sudah mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat tidak beraktivitas di sekitar Besuk Kobokan, Bessuk Kembar, Besuk Bang, dan Besuk Sarat. 

Peringatan itu berkaitan dengan ancaman guguran atau awan panas guguran.

“Pada 1 Desember 2021 sudah terjadi guguran lava pijar di lereng Gunung Semeru, dan sudah diinfokan kepada WAG (WhatsApp Grup) yang berisi Pemda, BPBD dan relawan, oleh PGA (pengamat gunung api),” kata Andini melalui pesan teks Senin, 6 Desember 2021