Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

42 Negara Telah Mendeteksi Varian Omicron

Rabu, 8 Desember 2021 19:38 WIB

Berdasarkan update platform data kesehatan terbuka Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID) per 8 Desember 2021 pukul 12.00 WIB, Covid-19 varian Omicron telah ditemukan di 42 negara. Afrika Selatan jadi negara pengirim sampel genom varian terbanyak, yakni sebanyak 360 sampel. 

Negara pengirim sampel genom Omicron terbanyak berikutnya adalah Inggris. Hingga 8 Desember 2021 pukul 12.00 WIB, Inggris telah mengirimkan 238 sampel ke database GISAID. Kemudian pengirim genom Omicron terbanyak ketiga adalah Amerika Serikat sebanyak 40 sampel.

Tiga negara di Asia Tenggara telah mendeteksi varian Omicron di wilayahnya masing-masing, dan mengirimkan sampelnya ke GISAID. Tiga negara itu yakni Singapura, Thailand, dan Malaysia. Singapura telah mengirimkan enam sampel genom, sedangkan Thailand dan Malaysia sama-sama telah mengirimkan satu sampel genom Omicron.

Indonesia hingga kini masih belum mendeteksi keberadaan varian Omicron di wilayahnya. Sejak Januari hingga 13 November 2021, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes) telah berhasil melakukan pemeriksaan whole genom sequencing (WGS) terhadap 8.578 sampel. Sebanyak 4.732 sampel merupakan genom varian Delta, 76 sampel varian Alpha, dan 22 sampel varian Beta.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sekaligus mantan Direktur WHO untuk Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama pada 4 November 2021 menyebut pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) di Indonesia masih perlu ditingkatkan. 

"Karena kita bicara tentang varian baru, maka jumlah pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu," kata Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis di Jakarta, dilansir dari Antara

Ahli kedokteran Hadassah-Hebrew University Medical Center Israel, Dror Mevorach, menyebut varian Omicron lebih menular, “tapi mungkin tidak begitu berbahaya."