79 Negara Telah Mendeteksi Covid-19 Varian Omicron
Oleh
Rabu, 22 Desember 2021 20:09 WIB
Berdasarkan update platform data kesehatan terbuka Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID) per 22 Desember 2021 pukul 12.00 WIB, Covid-19 varian Omicron kini telah dideteksi di 79 negara. Jumlah negara yang telah mengirimkan sampel genom Omicron ke GISAID kini telah meningkat hampir dua kali lipat dari temuan dua minggu lalu.
Dari data terbaru itu, Inggris kini menjadi negara dengan pengirim sampel genom Omicron terbanyak, yakni sebanyak 12.262 sampel. Kemudian disusul Amerika Serikat sebanyak 1.744 sampel, dan Afrika Selatan sebanyak 1.444 sampel.
Dalam kurun waktu tiga pekan sejak pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat, kini varian Omicron sudah menyumbang 73 persen kasus di negara itu. Pakar penyakit menular Anthony Fauci memperingatkan rumah sakit akan kewalahan akibat ledakan kasus varian Omicron, khususnya bagi warga Amerika yang belum mendapat vaksin sama sekali maupun booster.
Indonesia pun telah mengirimkan lima sampel genom Omicron ke database GISAID. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes) telah mendeteksi tiga sampel varian Omicron, semuanya ditemukan di DKI Jakarta.
Hingga 19 Desember 2021, Balitbangkes telah melakukan pemeriksaan whole genom sequencing (WGS) terhadap 10.358 sampel. Sebagian besar merupakan varian Delta, yakni 6.124 kasus.
Pada 4 November 2021, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sekaligus mantan Direktur WHO untuk Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama menyebut pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
“Karena kita bicara tentang varian baru, maka jumlah pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu,” kata Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis di Jakarta, dilansir dari Antara.
Di kawasan Asia Tenggara, sebagian besar negara juga telah mendeteksi keberadaan varian Omicron di wilayahnya masing-masing. Hanya Myanmar, Vietnam, Laos, dan Timor Leste yang hingga kini belum melaporkan temuan kasus varian yang pertama kali terdeteksi di Bostwana atau Afrika Selatan ini.
Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Timur, Muhammad Irhamsyah menyebut mayoritas pasien yang terinfeksi Omicron mengalami gejala ringan.
“Walau temuan itu sedikit melegakan, tingkat penularan Omicron yang cepat menimbulkan kekhawatiran,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 Desember 2021.
Omicron juga diduga mampu menghindari perlindungan dari vaksin dan infeksi sebelumnya. Sehingga WHO memasukkan varian baru Covid-19 ini ke daftar variant of concern alias varian yang memerlukan perhatian.