Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BPS: Nilai Ekspor Indonesia pada Desember 2021 Capai US$ 22,38 M

Senin, 17 Januari 2022 19:30 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor Indonesia pada Desember 2021 mencapai US$ 22,38 miliar.

“Turun 2,04 persen kalau dibandingkan dengan kondisi November 2021,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin, 17 Januari 2022. Untuk diketahui, nilai ekspor Indonesia pada November 2021 adalah sebesar US$22,84 miliar.

Sedangkan jika dibandingkan secara tahun ke tahun dengan Desember 2020, maka nilai ekspor naik sebesar 35,30 persen. Di bulan itu, nilai ekspor Indonesia adalah sebesar US$ 16,54 miliar.

Jika diakumulasikan sejak Januari, maka nilai ekspor Indonesia selama tahun 2021 mencapai US$ 231,54 miliar. Terjadi kenaikan sebesar 41,88 persen dibanding capaian ekspor tahun 2020. 

Menurut catatan BPS, sektor non-migas kembali menjadi penyumbang terbesar nilai ekspor Indonesia pada Desember 2021. Sektor non-migas mencatatkan jumlah ekspor sebesar US$ 21,28 miliar atau 95,11 persen dari total ekspor bulan itu. 

Nilai ekspor nonmigas selama 2021 jika diakumulasikan mencapai US$ 219,27 miliar. Dibandingkan tahun 2020, maka nilainya naik 41,52 persen.

Sektor industri menjadi penyumbang terbesar nilai ekspor Indonesia pada Desember 2021, yakni 76,34 persen dari total ekspor. Selanjutnya disusul sektor tambang sebesar 16,98 persen, sektor migas 4,89 persen, serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 1,79 persen.

Berkebalikan dibanding bulan sebelumnya, bahan bakar mineral menjadi komoditas non-migas yang mengalami penurunan nilai ekspor tertinggi, yakni US$ 880,4 juta. Sebaliknya, lemak dan minyak hewani atau nabati menjadi komoditas non-migas dengan peningkatan nilai ekspor tertinggi, yakni sebesar US$ 428,8 juta.