Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nilai Ekspor Indonesia pada Maret 2022 Capai Rekor Tertinggi

Selasa, 19 April 2022 17:03 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa nilai ekspor Indonesia pada Maret 2022 sebesar US$ 26,5 miliar. Nilai itu pun menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, memecahkan rekor yang sebelumnya tercatat pada November tahun lalu.

“Ekspor nonmigas pada Maret 2022 mencapai US$ 25,09 miliar, naik 28,82 persen dibanding Februari 2022, dan naik 43,82 persen dibanding ekspor secara year-on-year,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin, 18 April 2022.

Sebagai rincian, nilai ekspor bulan lalu masih didominasi oleh komoditas nonmigas, yakni sebesar US$ 25,09 miliar atau 94,7 persen dari total ekspor sepanjang bulan itu. Sedangkan produk migas menyumbangkan sisanya, yakni sebesar US$ 1,41 miliar.

Nilai ekspor bulan lalu turut mendongkrak rata-rata nilai ekspor tahun ini menjadi US$ 22,04 miliar. Jumlah itu pun mengalahkan rata-rata nilai ekspor tahun lalu sebesar US$ 19,3 miliar per bulan. Untuk diketahui, tren ekspor dalam 15 bulan terakhir selalu mengalami kenaikan secara tahunan atau year-on-year.

Berdasarkan golongan barang, komoditas bahan bakar mineral mengalami kenaikan nilai ekspor tertinggi bulan lalu, yakni sebesar US$ 1,63 miliar, disusul besi dan baja sebesar US$ 692,5 juta. Sementara golongan barang yang mengalami penurunan nilai ekspor terbesar adalah barang dari besi dan baja sebesar US$ 20,1 juta, kemudian ampas dan sisa industri makanan US$ 12,4 juta.

 

Sektor industri masih jadi andalan ekspor Indonesia, dengan kontribusi ekspor sebesar 72,69 perse. Sedangkan kontribusi terkecil disumbang sektor pertanian, yakni sebesar 1,61 persen.

Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, Margo melihat bahwa kondisi itu dapat meningkatkan nilai komoditas unggulan ekspor Indonesia ke seluruh dunia. “Dampaknya ke Indonesia tentu saja pertama, dengan naiknya harga beberapa komoditas nonmigas terutama batubara dan CPO (crude palm oil) akan berpengaruh pada ekspor kita,” ujarnya.