Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BPS: Nilai Impor Indonesia pada Maret 2022 Capai US$ 21,97 Miliar

Rabu, 20 April 2022 15:07 WIB

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai impor Indonesia pada Maret 2022 berjumlah US$ 21,97 miliar. Dibandingkan capaian di tahun lalu, maka nilai itu naik 30,85 persen. Sedangkan jika dibandingkan bulanan, nilainya meningkat 32,02 persen.

Nilai impor bulan lalu juga jadi yang tertinggi dalam kurun waktu dua tahun terakhir, mengalahkan rekor yang tercatat pada Desember tahun lalu. Selain itu, impor bulan lalu juga kembali mengalami peningkatan secara bulanan (month-to-month) setelah sempat mengalami penurunan bulanan dua bulan berturut-turut.

Barang-barang nonmigas masih menguasai barang impor yang masuk ke Indonesia bulan lalu. Nilainya mencapai US$ 18,48 miliar atau 84,11 persen dari total barang masuk ke Indonesia. Sedangkan sektor migas menyumbang sisanya sebesar US$ 3,49 miliar. 

Menurut Kepala BPS Margo Yuwono, kenaikan nilai impor migas Indonesia bulan lalu tidak terlepas dari invasi Rusia ke Ukraina. Ia memprediksi, tren itu tidak hanya akan terjadi sekali saja.

“Tergantung apakah perang Rusia-Ukraina bisa berlangsung lama atau cepat,” ujarnya pada konferensi pers, Senin 18 April 2022. 

Tidak hanya migas, komoditas nonmigas juga mengalami peningkatan nilai impor secara tahunan dan juga bulanan, bahkan menyumbang porsi terbesar dalam impor bulan lalu.

“Kalau dilihat komoditasnya, ini disebabkan karena meningkatnya impor untuk mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau HS 85,” kata Margo.

Untuk diketahui, nilai impor barang mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya meningkat US$ 520 juta. Peningkatan nilai impor tertinggi berikutnya adalah mesin dan perlengkapan mekanis serta bagiannya (HS 84), yakni sebesar US$ 429,9 juta. Sedangkan penurunan nilai impor terbesar dialami perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia (HS 82), yakni sebesar US$ 4,7 juta.

Berdasarkan kegunaan barang, golongan bahan baku atau penolong mendominasi impor bulan lalu dengan nilai US$ 17,02 miliar. Jumlah itu setara dengan 77,47 persen dari nilai barang yang diimpor Indonesia bulan lalu.