Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nilai Ekspor Indonesia pada Juli 2022 Menurun 2,20 Persen Dibanding Bulan Sebelumnya

Rabu, 17 Agustus 2022 21:06 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor Indonesia pada Juli 2022 adalah sebesar US$25,57 miliar. Nilai itu menurun 2,20 persen dibanding nilai ekspor bulan Juni. Jika dibandingkan dengan tahun lalu atau Juli 2021, nilai ekspor naik sebesar 32,03 persen. 

Pada bulan Juli 2022, penurunan terjadi ekspor nonmigas mencapai angka US$24,20 miliar, turun 1,64 persen dibanding Juni 2022, dan naik 31,58 persen dibanding ekspor nonmigas Juli tahun 2021 lalu. Penurunan tersebut disebabkan karena ekspor besi dan baja menurun sebesar US$257,4 juta atau 11,51 persen dari bulan Juni. 

Ekspor nonmigas Juli 2020 terbesar adalah ke Tiongkok dengan US$5,03 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,51 miliar dan India US$2,26 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 40,50 persen. Sementara, ekspor ke Asia Tenggara adalah sebesar US$4,68 miliar dan untuk ekspor ke Uni Eropa berada di angka US$1,88 miliar.

Penurunan juga terjadi pada sektor migas yang disebabkan turunnya ekspor minyak mentah sebanyak 60,06 persen menjadi US$105,8 juta dan ekspor hasil minyak turun 8,87 persen menjadi US$402,3 juta. Sedangkan, ekspor gas mengalami kenaikan sebesar 2,86 persen menjadi US$867 juta.

 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto menyebut bahwa selama ini nilai ekspor Indonesia yang tinggi selama ini disokong oleh kenaikan harga komoditas di pasar dunia, tetapi volume barang yang diekspor cenderung stagnan.

“Penurunan harga komoditas unggulan ekspor utama kita, seperti CPO (minyak sawit mentah) dan nikel, menjadi perhatian sebagai tanda berakhirnya windfall profit (rezeki nomplok) harga komoditas,” kata Setianto pada konferensi pers, Senin, 15 Agustus 2022.

PUJA PRATAMA RIDWAN