Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Kembali Normal

Senin, 6 Februari 2023 22:12 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 mencapai 5,31 persen. Angka ini didapat dari kenaikan nilai produk domestik bruto atas dasar harga konstan (PDB ADHK) Indonesia tahun lalu dibandingkan perolehan tahun 2021.

Untuk diketahui, total nilai PDB ADHK tahun 2022 sebesar Rp 11.710,4 triliun. Sedangkan nilai PDB ADHK tahun 2021 sebesar Rp 11.120,08 triliun.

Pertumbuhan sebesar 5,31 persen menandakan bahwa perekonomian Indonesia telah kembali ke masa sebelum pandemi, yang tumbuh pada kisaran 5-6 persen. Bahkan, pertumbuhan ekonomi tahun lalu merupakan capaian tertinggi selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Tidak hanya itu, nilai PDB yang diperoleh tahun lalu merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

 

Ditilik dari struktur perekonomian melalui PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menurut lapangan usaha, sektor industri pengolahan memiliki andil terbesar terhadap perekonomian Indonesia tahun lalu, dengan proporsi 18,34 persen. Sedangkan dari struktur pengeluaran, konsumsi rumah tangga mendominasi dengan andil sebesar 51,87 persen.

Menurut Kepala BPS Margo Yuwono, kinerja pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor global dan domestik. Secara global, Indonesia diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas ekspor unggulan di pasar global yang mendongkrak kinerja ekspor serta surplus neraca perdagangan. 

“Namun demikian, harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global sudah mulai menunjukkan tren penurunan,” kata dia.

Sedangkan secara domestik, kombinasi aktivitas masyarakat yang semakin menggeliat dan peran kebijakan fiskal serta moneter untuk menjaga daya beli mampu mendorong aktivitas ekonomi, baik dari sisi produksi maupun konsumsi.