Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Provinsi Mana dengan Angka Balita Kekurangan Gizi Terbanyak?

Selasa, 7 Februari 2023 17:13 WIB

Laporan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dirilis Kementerian Kesehatan menyebut bahwa angka stunting balita Indonesia pada 2022 adalah 21,6 persen, menurun dari 24,4 persen pada 2021. Angka stunting nasional mengalami penurunan konstan dalam enam survei yang dilakukan dalam 10 tahun terakhir.

Di sisi lain, survei tersebut juga meneliti kondisi malnutrisi lainnya, seperti kekurusan (wasting), kekurangan berat badan (underweight), dan kelebihan berat badan (overweight). Stunting, wasting, dan underweight dikategorikan sebagai kekurangan gizi.

Dari visualisasi peta di atas, tampak Aceh, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, dan Sulawesi Barat menjadi provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi, yang ditandai dengan warna merah menyala pada wilayah masing-masing. Lima provinsi itu mencatatkan angka stunting pada balita di atas 30 persen.

Bahkan Aceh dan Nusa Tenggara Timur juga merupakan salah dua provinsi dengan angka wasting dan underweight tertinggi di Indonesia, meski angkanya tidak setinggi prevalensi stunting. Ini menandakan tingkat kekurangan gizi di dua provinsi itu relatif tinggi dibanding daerah-daerah lainnya.

Di sisi lain, Bali menjadi provinsi dengan tingkat kekurangan gizi terendah di Indonesia. Angka stunting, wasting, dan underweight di provinsi tersebut berada di bawah 10 persen. Meski angka balita kelebihan berat badan di pulau itu juga di bawah 10 persen, tetapi Bali tercatat sebagai salah satu dari lima provinsi dengan prevalensi balita overweight tertinggi se-Indonesia.

Untuk menentukan kondisi malnutrisi pada balita, ada dua indikator yang dipakai, yakni umur serta tinggi badan. Penentuan stunting dan underweight didasari pada tinggi badan dan berat badan yang tidak ideal sesuai dengan standar umur balita. Sedangkan wasting dan overweight merupakan berat badan yang kurang atau berlebih dari standar ideal sesuai tinggi badan balita.

Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting nasional dapat terus menurun hingga mencapai 14 persen di 2024. Untuk diketahui, target tersebut juga tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.