Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Setelah 5 Tahun, Indonesia Kembali Bakal Impor Beras Jutaan Ton

Kamis, 6 April 2023 13:20 WIB

Berdasarkan salinan surat yang didapat Tempo, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memerintahkan Perum Bulog untuk mengimpor beras sebanyak 2 juta ton hingga Desember 2023. Konfirmasi keputusan impor beras ini juga telah didapat Tempo dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas.

Dalam surat penugasan Bapanas kepada Bulog, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut bahwa  tambahan pasokan beras itu dapat digunakan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras. Beras impor juga akan digunakan untuk kebutuhan bantuan pangan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat bantuan sosial (bansos) pemerintah. Untuk kebutuhan bansos, Buwas menyebut bahwa  Bulog akan mendatangkan beras sekitar 425 ton pada tahap pertama impor beras tahun ini.

Impor beras sebenarnya bukan hal baru yang dilakukan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) rutin mencatat volume serta nilai beras yang diimpor sejak 2000. Situs Knoema bahkan mencatat bahwa impor beras telah dilakukan Indonesia sejak tahun 1960.

Berdasarkan data BPS, impor beras hingga jutaan ton terakhir dilakukan pada 2018, seperti tertera pada visualisasi di atas. Saat itu Indonesia mendatangkan sekitar 2,25 juta ton beras dalam setahun. Sebagian besar beras tersebut berasal dari India, yakni sebanyak 337.999 ton.

Pada pidato kenegaraan tahun lalu, Presiden Joko Widodo menyebut bahwa Indonesia sudah tidak mengimpor beras konsumsi selama tiga tahun. Meski BPS mencatat bahwa tiap tahun masih terdapat beras impor masuk, Kepala BPS Margo Yuwono menyebut bahwa beras tersebut ditujukan untuk kebutuhan industri.