Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Neraca Perdagangan Menyusut, Imbas Penurunan Harga Komoditas Unggulan Ekspor

Rabu, 19 April 2023 05:59 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2023 bernilai US$ 2,91 miliar. Dengan demikian, Indonesia telah mencatatkan surplus perdagangan selama 35 bulan berturut-turut.

Meski surplus, namun nilainya mengalami penurunan secara bulanan dan tahunan. Untuk diketahui, surplus perdagangan di bulan Februari 2023 tercatat mencapai US$ 5,46 miliar, dan di bulan Maret 2022 tercatat senilai US$ 4,54 miliar.

 

Nilai neraca perdagangan luar negeri didapat dari selisih nilai ekspor dengan impor. Untuk diketahui nilai ekspor bulan lalu adalah US$ 23,50 miliar, sedangkan nilai impor adalah US$ 20,59 miliar. BPS juga mencatat bahwa komoditas nonmigas mengalami surplus US$ 4,58 miliar, sedangkan barang migas mengalami defisit US$ 1,68 miliar.

Penurunan neraca perdagangan tidak terlepas dari nilai ekspor yang menyusut. BPS mencatat bahwa nilai ekspor tumbuh secara bulanan (9,89 persen), namun juga menurun secara tahunan, yakni sebesar 11,33 persen. Untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir, nilai ekspor Indonesia mengalami kontraksi secara tahunan.

Nilai ekspor yang tumbuh negatif didorong oleh penurunan secara tahunan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar internasional, seperti minyak kelapa sawit (CPO), batu bara, dan nikel. Berdasarkan perhitungan BPS, harga CPO menurun 45 persen, batu bara menurun 40 persen, dan nikel menurun 31 persen. Padahal tiga komoditas itu merupakan penyokong utama yang melambungkan nilai ekspor Indonesia tahun lalu di tengah krisis yang disebabkan invasi Rusia ke Ukraina.