Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PDB per Kapita Indonesia Pernah di Atas Cina, Kini Terancam Dilampaui Vietnam

Rabu, 7 Juni 2023 21:27 WIB

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut bahwa Indonesia pernah mencatatkan pendapatan per kapita atau PDB per kapita di atas Cina pada periode 1975 hingga 1998. Namun kini, situasinya terbalik.

Jika mengacu data milik Bank Dunia, hal tersebut memang benar pernah terjadi, tepatnya pada tahun 1974 hingga 1997. Selama hampir seperempat abad, Indonesia sukses mencatatkan PDB per kapita di atas Cina. Namun, pendapatan per kapita Cina perlahan melampaui kembali PDB per kapita Indonesia pada 1998, tepat saat krisis moneter melanda Asia. Saat itu, PDB per kapita Indonesia jatuh dari US$ 1054,35 menjadi US$ 459,19. Sedangkan Cina masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan per kapita dari US$ 781,74 menjadi US$ 828,58.

Kini, PDB per kapita Cina pun jauh meninggalkan Indonesia. Data Bank Dunia menunjukkan pada 2021, pendapatan per kapita Cina adalah US$ 12.556 atau Rp 186,4 juta per tahun jika diukur dengan nilai tukar dolar AS saat ini. Jumlah itu hampir tiga kali lipat PDB per kapita Indonesia sebesar US$ 4.333 atau Rp 64,3 juta per tahun.

Bahkan penghasilan per kapita Vietnam pun telah mendekati Indonesia. Di tahun 1990, PDB per kapita Vietnam hanya US$ 96,72 per tahun, sedangkan Indonesia mencatatkan PDB per kapita US$ 582,68. Dengan kata lain, pendapatan per kapita Indonesia saat itu lima kali lipat lebih Vietnam. Namun pada 2021, selisih PDB per kapita Indonesia dengan Vietnam kurang dari US$ 1.000.

Untuk meningkatkan pendapatan, menurut Suharso, Indonesia pun harus melalui empat tahap industrialisasi. Ia menargetkan pada 2040 hingga 2045, Indonesia telah menjadi negara manufaktur terbesar di dunia.