Daftar Pekerjaan Berpotensi Paling Terdampak Kecerdasan Buatan
Oleh
Kamis, 13 Juli 2023 20:54 WIB
Petugas mengamati salah satu koleksi Museum Masa Depan di Dubai, Uni Emirat Arab, 23 Februari 2022. Pengunjung akan dipandu oleh teknologi kecerdasan buatan bernama Aya yang mengajak orang untuk merasakan masa depan dengan taksi terbang, ladang angin, dan dunia yang ditenagai oleh struktur besar yang mengorbit Bumi, yang memanfaatkan energi matahari dan memancarkannya ke bulan. REUTERS/Christopher Pike
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang terus berkembang memunculkan pertanyaan seberapa jauh pasar tenaga kerja terdampak. Apabila kecerdasan buatan generatif dapat bekerja sesuai potensi yang dijanjikan, tentu dipastikan pasar tenaga kerja akan mengalami disrupsi. Hasil riset Goldman Sachs Global Investment Research terhadap jenis-jenis pekerjaan di Amerika Serikat dan Eropa menunjukkan bahwa tenaga kerja di berbagai industri berpotensi terdampak oleh teknologi tersebut.
Berdasarkan riset Goldman Sachs tersebut, kurang lebih dua per tiga dari pekerjaan yang ada saat ini diperkirakan terdampak oleh kecerdasan buatan otomasi. Kemudian seperempat dari pekerjaan yang ada saat ini diprediksi dapat tergantikan oleh kecerdasan buatan generatif. Apabila dihitung berdasarkan skala global, maka diperkirakan 300 juta pekerjaan di seluruh dunia dapat terdampak oleh kehadiran AI otomasi tersebut.
Hasil riset menunjukkan bahwa bidang administrasi perkantoran menjadi industri yang paling terdampak oleh kehadiran kecerdasan buatan di AS, yakni sebesar 46 persen. Kecerdasan buatan dapat dengan mudah melakukan data entry, penjadwalan rapat, dan pengelolaan dokumen.
Bidang hukum juga diprediksi menjadi salah satu industri yang terdampak dengan dampak sebesar 44 persen. Kecerdasan buatan dapat melakukan pekerjaan seperti pembuatan draf kontrak, analisis kontrak, bahkan dapat memunculkan prediksi hasil sidang.
Meski demikian, kehilangan pekerjaan akibat kehadiran AI ini tidak terlalu signifikan jika dibanding jumlah pekerjaan baru yang dihasilkan, seperti yang dilaporkan para peneliti. Bahkan, AI juga diyakini dapat meningkatkan produktivitas pekerja, serta produk domestik bruto global sebesar 7 persen.