Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tingkat Kemiskinan Maret 2023 Menurun, Tetapi Masih Lebih Tinggi Dibanding Sebelum Pandemi

Kamis, 20 Juli 2023 16:17 WIB

Aktivitas warga yang tinggal di pemukiman padat pinggiran kali kawasan Kebon Kacang, Jakarta, Selasa, 30 Mei 2023. Pada 30 Mei 2023, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia semakin menurun setelah masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak orang yang kehilangan pekerjaan. TEMPO/Tony Hartawan

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa tingkat kemiskinan pada Maret 2023 sebesar 9,36 persen. Angka itu menurun dari 9,57 persen pada September 2022, serta dari 9,54 persen pada Maret 2022. Sedangkan jumlah penduduk miskin juga menurun menjadi 25,90 juta jiwa. Untuk diketahui, selama pandemi Covid-19, angka penduduk miskin selalu berada di atas 26 juta jiwa. 

Namun tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk miskin Maret 2023 masih belum bisa kembali menyamai capaian sebelum pandemi. Angka kemiskinan sempat melonjak pada September tahun lalu usai pemerintah saat itu menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

BPS menetapkan garis kemiskinan pada Maret 2023 sebesar Rp 550.458. Dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin sebanyak 4,71 orang, maka rumah tangga yang dianggap miskin di level nasional apabila pengeluarannya dalam sebulan di bawah  Rp 2.592.657 per bulan.

Bahan makanan masih memberi andil terbanyak dalam garis kemiskinan, terutama di wilayah pedesaan. Beras dan rokok kretek filter menjadi kelompok makanan penyumbang terbesar dalam garis kemiskinan, baik di wilayah perkotaan dan pedesaan. Selain itu daging ayam ras dan telur ayam ras juga turut menyumbang garis kemiskinan Maret lalu, di tengah kenaikan harga dua komoditas tersebut.