Bagaimana Tren Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia dari Cina?
Oleh
Selasa, 24 Oktober 2023 07:47 WIB
Presiden Joko Widodo dan Presiden Cina Xi Jinping berjabat tangan saat menghadiri Operasionalisasi Komersial Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Great Hall of the People, Beijing, Cina, Selasa, 17 Oktober 2023. Dalam acara tersebut Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping juga menyaksikan sejumlah nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh para menteri kedua negara di berbagai bidang. ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia
Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru saja melangsungkan kunjungan kenegaraan ke Cina pada 16-18 Oktober 2023. Selain untuk menjalin kerja sama bilateral, kunjungan tersebut juga dalam rangka menghadiri Belt and Road Forum 2023.
Cina merupakan salah satu mitra ekonomi strategis Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Negeri Tirai Bambu tersebut merupakan mitra utama di bidang perdagangan pada tahun lalu, ditandai dengan dominasi impor barang dari negara tersebut, serta menjadi tujuan utama ekspor Indonesia.
Selain itu, Cina juga tergolong sebagai negara dengan nilai investasi terbesar ketiga di Indonesia. Dalam kunjungan kenegaraan pekan lalu, Jokowi juga dikabarkan mengantongi rencana investasi senilai Rp 197 triliun dari para pengusaha Cina.
Di sisi lain, kemitraan ekonomi Indonesia-Cina juga ditandai dengan posisi kreditur Cina yang semakin berpengaruh bagi utang luar negeri Indonesia. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa Cina merupakan salah satu negara kreditur terbesar bagi Indonesia setelah Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.
Berdasarkan angka terbaru yang dimiliki Bank Indonesia (BI), pinjaman luar negeri Cina untuk Indonesia mencapai US$ 20,76 miliar pada 2022. Meski menurun dari angka tahun sebelumnya, peningkatan nilai utang masih terjadi pada sektor swasta.
Utang luar negeri Indonesia dari Cina memang didominasi oleh utang swasta, seperti tampak pada visualisasi di atas, dengan andil sekitar 90 persen lebih. Peningkatan signifikan utang luar negeri Indonesia dari Cina sejak 2015 juga tidak lepas dari kenaikan jumlah pinjaman Cina kepada sektor swasta, yang saat itu meningkat dua kali lipat.