Hampir 1 Juta Anak Indonesia Terpaksa Mengungsi Akibat Bencana Alam Cuaca Ekstrem
Oleh
Selasa, 24 Oktober 2023 17:17 WIB
Sejumlah anak bermain bola di Posko Pengungsian Bencana Banjir Bandang, lingkungan Bilukpoh Kangin, Kelurahan Tegal Cangkring, Jembrana, Bali, Sabtu 22 Oktober 2022. Sebanyak 258 orang dari 79 kepala keluarga yang rumahnya rusak akibat bencana banjir bandang yang terjadi pada Minggu 16 Oktober di kawasan jembatan Bilukpoh, Jembrana tersebut mengungsi di sebuah balai yang dijadikan posko pengungsian. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Berdasarkan laporan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Patrick J. McGovern Foundation berjudul Children Displaced in a Changing Climate, Indonesia masuk dalam 10 negara dengan jumlah pengungsi anak terbanyak akibat bencana alam cuaca ekstrem. UNICEF mencatat ada 960 ribu anak di Indonesia yang terpaksa mengungsi akibat banjir dalam periode 2016 hingga 2021.
Di level dunia, diperkirakan 43 juta lebih anak terdampak oleh bencana alam akibat cuaca ekstrem pada 2016 hingga 2021. Mereka menjadi pengungsi dalam negeri atau internally displaced persons (IDPs) baik dalam jangka waktu sementara atau selamanya, karena tempat tinggal mereka terdampak oleh bencana yang disebabkan cuaca ekstrem. Jumlah pengungsi anak akibat bencana alam cuaca ekstrem terbanyak berasal dari Filipina (9,7 juta), India (6,7 juta), dan Cina (6,4 juta).
Bencana alam yang disebabkan cuaca ekstrem meliputi banjir, badai, kekeringan, atau kebakaran hutan. Bencana-bencana tersebut tidak terlepas dari perubahan iklim ekstrem. Badai dan banjir menjadi penyebab utama anak-anak terpaksa mengungsi, dengan jumlah anak terdampak masing-masing 21,2 juta dan 19,7 juta.
Namun, jika diukur dengan jumlah relatif atau jumlah terhadap populasi anak di suatu wilayah, negara-negara kepulauan kecil menjadi wilayah paling terdampak akibat perubahan iklim. Di Dominika, negara di kawasan Karibia, jumlah anak yang terpaksa menjadi pengungsi pada periode 2016 hingga 2021 sebanyak 13 ribu, namun angka itu setara dengan 76 persen populasi anak di negeri tersebut.