Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indeks Kebahagiaan di Seluruh Dunia

Selasa, 2 April 2024 16:26 WIB

Seorang remaja memoto tulisan Taman Pasupati di bawah Jembatan Layang Pasupati, Bandung, Jawa Barat. (6/1). Taman sebagai sarana peningkatan indeks kebahagiaan warga ini, disebut juga dengan nama "Taman Jomblo". TEMPO/Aditya Herlambang Putra

Berdasarkan laporan World Happiness Report 2024, Indonesia memperoleh skor 5,57 pada Indeks Kebahagiaan 2023. Terdapat peningkatan nilai sekitar 0,3 poin dibanding tahun sebelumnya.

Di level global, negara-negara Skandinavia dan Eropa Utara masih menjadi negara dengan skor indeks kebahagiaan tertinggi, ditandai dengan warna hijau yang relatif mencolok dibanding negara-negara kawasan lain. Finlandia menjadi negara paling bahagia dengan skor 7,74 disusul Denmark dengan nilai indeks 7,58, dan Islandia dengan skor 7,53.

Hasil riset kebahagiaan dilakukan Gallup World Poll dengan memetakan kepuasan hidup responden di 143 negara. Para peserta diminta menilai tingkat kepuasan mereka terhadap kehidupan mereka saat ini dalam skala sepuluh poin.

Selain perbedaan yang jelas berdasarkan wilayah geografis, terdapat juga perbedaan kebahagiaan pada kelompok umur yang berbeda. Jika dilihat dari hasil untuk kelompok usia di bawah 30 tahun, Lituania, Israel, dan Serbia berada di peringkat tiga teratas, sementara Denmark, Finlandia, dan Norwegia berada di peringkat tiga negara terbahagia untuk kelompok usia di atas 60 tahun.

Untuk diketahui, penilaian kebahagiaan dalam indeks ini bukanlah survei objektif yang didasarkan pada angka-angka penting seperti produk domestik bruto per kapita, angka harapan hidup, atau kualitas sistem sosial. Laporan tersebut menyebut bahwa faktor-faktor tersebut dianalisis sebagai faktor pendukung, namun tidak berpengaruh terhadap skor.