Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indeks Penjualan Riil April 2024 Menurun, Apakah Tanda Daya Beli Lebaran Tahun 2024 Melemah?

Jumat, 14 Juni 2024 16:48 WIB

Konsumen berbelanja kue kering khas lebaran di pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu 3 April 2024. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan terjadinya anomali pada aktivitas konsumsi masyarakat di momentum ramadan dan lebaran tahun ini. Hal ini terutama dipicu oleh daya beli masyarakat yang mulai tergerus akibat lonjakan harga pangan sejak akhir 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Survei Penjualan Eceran yang dirilis Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa indeks penjualan riil pada bulan April 2024 mengalami kontraksi secara tahunan sebesar 2,7 persen, sedangkan secara bulanan, terjadi kenaikan 0,4 persen. Kenaikan nilai indeks secara bulanan tidak terlepas dari dorongan daya beli pada masa cuti bersama Lebaran 2024.

Tetapi kontraksi indeks penjualan riil secara tahunan menandakan konsumsi masyarakat pada Lebaran tahun ini mengalami pelemahan dibanding tahun sebelumnya. Pertama kali setelah pandemi, Indonesia mengalami pelemahan daya beli pada musim Lebaran. Di luar penurunan penjualan ritel musim Lebaran pada tahun 2020—saat pandemi Covid-19 pertama kali melanda—penurunan tahun ini merupakan yang paling dalam. Pada tahun 2019, Indonesia juga mencatatkan penurunan indeks penjualan riil, yakni sebesar 1,8 persen.

Pelemahan daya beli bahkan terjadi pada kelompok barang makanan, minuman, dan tembakau. Jenis barang yang didominasi kebutuhan primer ini mengalami kontraksi tahunan atau year-on-year (yoy) 2,4 persen. Ini menandakan konsumsi kelompok barang tersebut pada tahun ini menurun dibandingkan konsumsi pada Lebaran tahun lalu.

Selain kelompok makanan, minuman, dan tembakau, kontraksi penjualan ritel tahun ini juga melanda kelompok sandang, barang budaya dan rekreasi, perlengkapan rumah tangga lainnya, dan barang lainnya. Kontraksi lebih dalam masih tertahan oleh pertumbuhan positif yang dicatatkan oleh penjualan kelompok suku cadang dan aksesori, serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor.