Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pendapatan Para Youtuber Dunia

Senin, 26 Agustus 2019 15:54 WIB

Loading...

Loading...

Sesuai riset yang dilakukan oleh media asing The Sun, pendapatan YouTuber Felix Arvid Ulf Kjellberg, atau yang lebih dikenal PewDiePie masih menjadi yang tertinggi. Dengan pendapatan melalui YouTube sebesar £6.580.997 atau setara dengan 115 miliar rupiah per tahun. Memulai karir sejak tahun 2010, PewDiePie konsisten untuk membuat konten-konten yang menarik dan sudah diikuti lebih dari hampir 100 juta subscriber di seluruh dunia.

Selain PewDiePie, channel Dude Perfect duduk di posisi kedua dengan pendapatan hingga £2.846.916 atau setara dengan 50 miliar rupiah per tahun. Posisi ketiga ditempati oleh VanossGaming dengan total pendapatan £2.195.680 atau setara dengan 38 miliar rupiah per tahun. Tidak disangka, ada YouTuber asal Indonesia yang mampu masuk ke dalam daftar 10 besar. Atta Halilintar atau pemilik nama asli Muhammad Attamimi Halilintar mampu meraup pendapatan £1.372.884 atau setara dengan 24 miliar rupiah.

Dikutip dari Tempo.co, Direktur Penyiaran, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Geryantika Kurnia mengatakan lembaganya saat ini sudah melakukan berbagai pengawasan terhadap konten-konten di dunia digital, termasuk YouTube. Pengawasan ini sudah dilakukan sebelum Komisi Penyiaran Indonesia melempar wacana untuk ikut mengawasi konten digital, tak hanya YouTube, tapi juga Facebook Live, HBO TV, dan Netflix.

Sebelumnya, KPI memunculkan wacana ini karena adanya pengaduan dari masyarakat mengenai tayangan di media seperti YouTube dan Netflix. Ketua KPI Agung Suprio mengatakan, rencana ini tidak muncul begitu saja, namun karena adanya pengaduan ke lembaga yang Ia pimpin. “Kami mendapatkan pengaduan masyarakat soal media baru ini,” kata Agung saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, 10 Agustus 2019.