Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Realisasi Agenda Pembangunan Ekonomi 2015-2019

Senin, 21 Oktober 2019 14:22 WIB

Pembangunan infrastruktur menjadi capaian paling monumental dari pemerintahan Presiden Joko Widodo periode satu bersama Jusuf Kalla. Selain itu, bersamaan dengan tingginya konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah untuk pembangunan menjadi faktor utama perekonomian Indonesia tetap tumbuh di kisaran 5 persen.

Realisasi pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir masih jauh dibandingkan target awal pemerintah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Sejumlah target pada indikator perekonomian lainnya juga tak mencapai sasaran, di antaranya dipengaruhi oleh gejolak perekonomian dunia.

Selama periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi, pada tahun 2016 hingga 2018, mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi dan mencapai target. Selain itu, pada semester pertama 2019, pertumbuhan ekonomi kurang lebih mencapai 5,06 persen walaupun masih jauh dari target yaitu mencapai 8 persen.

Pada periode pertama, persentase penduduk miskin juga sudah mulai menurun tiap tahunnya. Sejak 2015 hingga 2018 selalu mencapai target RPJMN. Penekanan angka kemiskinan pada 2019 hingga Maret tercatat kurang lebih 9,41 persen.

Penekanan penurunan penduduk miskin dibantu dengan adanya penurunan tingkat pengangguran yang berkurang tiap tahunnya. 2019 tercatat hingga bulan Februari 5,01 persen penurunan tingkat pengangguran secara keseluruhan.



Namun, berbeda dengan itu nilai investasi dalam negeri dan asing serta defisit transaksi berjalan tidak menampakan banyak perubahan.

Periode ancaman terhadap sasaran ekonomi periode kedua pemerintahan Jokowi pun meningkat seiring dengan mencuatnya potensi resesi global.