Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 3,8 triliun sebagai uang muka untuk memesan vaksin dari perusahaan Cina, Sinovac dan Sinopharm. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pembayaran uang muka harus dilakukan agar Indonesia mendapatkan jatah vaksin.
Pada tahap awal, kata Airlangga, vaksin yang akan diperoleh dari kedua produsen tersebut berjumlah 30 juta dosis. "Untuk memperoleh produk tersebut, berapa banyak yang bisa disediakan bergantung apakah kita membayar uang muka itu atau tidak," kata dia kepada Tempo, 1 Oktober 2020.
Persiapan pengadaan vaksin dilakukan dalam beberapa tahap hingga akhir 2021. Airlangga mengatakan pemerintah tidak hanya bergantung pada satu atau dua produsen karena Indonesia membutuhkan vaksin untuk 180 juta orang. Dengan pemberian dua dosis vaksin per orang, kebutuhannya mencapai 360 juta dosis. "Yang paling banyak kita pakai adalah Sinovac dan Sinopharm. Tapi tidak ada yang bisa menjamin dia bisa tahan selama enam bulan, setahun, atau berapa lama," kata Airlangga. “Yang penting ada dulu, tidak ada efek samping, dan efektif.”
#satgascovid19 #pakaimasker #jagajarak