Ismianto


Waktu duduk di kelas empat SD, Ismianto sudah punya pengalaman berkesan dengan binatang. Pulang sekolah, ia menemukan seekor kambing korban tabrakan kendaraan bermotor di jalan yang dilaluinya. “Saya kasih minum air, kakinya saya urut, dan alhamdulillah kambing itu bisa jalan lagi walaupun sempoyongan,” tutur Kepala Kebun Binatang Ragunan ini. Kala itu ia berpikir: andai ada dokter hewan, kambing tadi bisa dirawat.



Kata hati, yang menyiratkan belasnya pada binatang itulah yang mendorong anak ketiga dari enam bersaudara tersebut bercita-cita menjadi dokter hewan. Apalagi, salah seorang paman dan kakeknya berprofesi sebagai ahli medis binatang.



Jalan menuju cita-cita menemukan titik terang ketika Ismianto diterima di Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Padahal sebelumnya, ia sudah kuliah setahun Fakultas Metalurgi Universitas Proklamasi, Yogyakarta. Dengan menggondol gelar dokter hewan, 1975, akhirnya lelaki asal Pekalongan ini tak pernah lepas dengan urusan kebinatangan, hingga sekarang.