
Ananda Sukarlan
KETIKA masih kecil, pianis Ananda Sukarlan suka membaca cerita fiksi ilmiah Flash Gordon. Di dalamnya ada cerita tentang cinta, tragedi, pengkhianatan, dan orang yang haus kekuasaan, serta tentang korupsi. Cerita itu telah mengilhami Ananda, dan membuatnya terobsesi, untuk menggubah Flash Gordon dalam bentuk opera.
Dalam lakon yang ia rencanakan itu, penyanyinya tidak perlu akting dan ia akan menggunakan televisi dan sinar laser, dengan panggung canggih, dan diharapkan rampung sepuluh tahun lagi. Ya, sepuluh tahun lagi, mengingat jadwalnya padat sekali. Untuk itu ia sendiri yang menulis libretonya. “Ini memang proyek idealis,” tutur Ananda.
Ananda Sukarlan, yang biasa dipanggil Andy, adalah pianis Indonesia yang telah berkiprah di dunia internasional. Setelah lulus S2 dengan predikat summa cum laude dari Fakultas Piano Koninklijk Conservatorium, Den Haag, Belanda, gerbang karirnya terbuka lebar. Pada 1988, di Amsterdam, Andy meraih Eduard Elipse Award dalam Kompetisi Musik Nasional Belanda. Pada 1993…