
ADRIAN BERNARD LAPIAN
Adrian Bernard Lapian
SUATU kali, pada 1966, dalam suatu kerja penelitian Operasi
Baruna II, di Pulau Kai, Maluku Tenggara, ahli sejarah maritim
ini harus bertahan selama sebulan dalam keadaan kehabisan
perbekalan. Waktu itu, di Jawa - yang selama ini diandalkan
warga Kai sebagai sumber beras dan kebutuhan pokok lainnya -
suasana sedang kisruh akibat pemberontakan PKI. "Untung warga
Kali masih punya sisa-sisa persediaan singkong, sehingga kami,
seluruh penghuni pulau, tertolong," tutur Adrian.
Meneliti sejarah maritim adalah kegemarannya. Sempat kuliah di
Jurusan Teknik Sipil ITB, setelah tiga tahun, katanya, "Banyak
mata kuliah yang tidak menarik saya." Maka, ia pun keluar.
Mencoba mandiri, ia bekerja sebagai pegawai perpustakaan pada
Biro Perancang Negara di Jakarta. Setelah setahun, ia merasa tak
cocok…