HANDOKO TJOKROSAPUTRO
Anak kedua dari lima bersaudara ini lahir sebagai Kwee Han Tiong. Biasa dipanggil Handoko, sejak remaja ia sudah membantu ayahnya, Kasom Tjokrosaputro, alias Kwee Sam Tjiok. ''Turut mengawasi pabrik, melayani para pembeli, mengirim pesanan, atau keliling dari kota ke kota mengontrol langganan,'' tuturnya.
Perusahaan batik yang dirintis dan didirikan ayahnya sejak 1920 itu melembagakan diri dalam bentuk PT Batik Keris, pada 1970. Handoko diangkat sebagai dirut. Mengapa memilih merk Keris? ''Keris dipandang sebagai benda berharga,'' jawab Handoko. ''Lagi pula mengandung makna simbolis.'' Ia lantas beramsal, ''Simbol keberanian atas dasar cinta dan kejujuran.''Ketika ayahnya wafat, 1976, Batik Keris sudah tampil di barisan terdepan bisnis batik nasional. Mempekerjakan sekitar 80 perancang, pabriknya, selain yang menjadi satu dengan kantor pusat di Cemani, Sukoharjo, juga di Colomadu, dan Solo. Untuk pemintalan benang, tenun, pewarnaan, dan finishing konveksi busana, didirikannya PT Dan Liris, 1974. Handiman alias Kwee Han Liem, adik Handoko…
