
TUMPAL DORIANUS PARDEDE
Di masa kanak-kanak, Pardede kecil suka bermain kelereng. Acap kali menang. Kelereng kemenangannya itu dijualnya kepada teman mainnya. Bahkan, sering pula Pardede nongol di pasar, menjual kelereng yang berlebihan itu. Dengan cara itulah, ia mendapatkan uang jajan. Dan, sebagian lagi, uang itu ditabungnya. ''Waktu itu ayah saya sudah meninggal,'' katanya.
Naluri dagang yang ia miliki sejak masih bocah ini berlanjut ketika ia masuk HIS di Balige. Pardede, yang berusia tujuh tahun, membagi waktunya antara sekolah, berjualan di pasar, dan belajar agama.
Di hari tuanya, dengan panggilan Pak Katua atau Boss, Pardede dikenal sebagai raja uang di Medan. Punya pabrik tekstil, hotel, usaha penangkapan udang, dan juga perintis klub bayaran Pardedetex -- ironisnya klub ini bubar setelah kompetisi Galatama lancar.Di masa pemerintahan Orde Lama, Pak Katua dekat dengan Bung Karno. Ia pernah diangkat menjadi Menteri Negara Urusan Berdikari, 1964. Menurut Pak Katua, menjadi…