Rekaman tindak kekerasan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), Jatinangor, Jawa Barat, yang ditayangkan SCTV, kian membuka lebar kenyataan yang terus-menerus dicoba ditutupi. Di sekolah yang bertujuan mencetak birokrat itu, kekerasan-tendangan, pukulan-adalah "menu pokok", bagian pengajaran disiplin untuk mahasiswanya. Tak ada yang namanya ekses. Wahyu Hidayat, yang tewas akibat siksaan para seniornya, atau mahasiswa lain sebelumnya, adalah korban dan kekejaman yang diturunkan secara sistematis. Bagaimana sebenarnya riwayat kekerasan itu? Mengapa tak segera ada tindakan ketika korban mulai jatuh, sebaliknya malah ditutup-tutupi?

Keywords :
STPDN , Jatinangor ,