
Menjaga Mbaru Niang Dan Alam
Menjaga Mbaru Niang Dan Alam
Hampir empat jam kaki menembus hutan dari Desa Dintor, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, tiba-tiba dari balik bukit terlihat sebuah kampung dengan tujuh rumah kerucut. “Itu kampung Wae Rebo,” ujar Yosef, sang pemandu. Luar biasa kampung kecil yang dikelilingi lembah hijau itu. Penduduk pun menyambut dengan ramah. Yang pertama saya singgahi ialah niang gendang maro, salah satu rumah adat utama dari tujuh niang (rumah adat kerucut) yang digunakan khusus untuk menjamu tamu dari luar.
Bangunan setinggi 14 meter itu lebih tinggi daripada enam rumah lain dan diyakini sebagai tempat leluhur pertama yang datang dari Minangkabau. Selanjutnya, wae lu’u upacara untuk untuk memohon izin kepada para leluhur karena menerima tamu dari luarpun dilakukan. Mata saya mencermati sekeliling. Di ujung atap ditancapkan ngando, yang disimbolkan kepala kerbau hewan yang dianggap terbesar. Penanda tersebut sekaligus merupakan pengesahan rumah adat dan kekuatan budaya rumah ini.
Keywords :
tika bravani , travel , Mbaru Niang , Alam ,
Keywords :
tika bravani , travel , Mbaru Niang , Alam ,
-
Views :
875 -
Tanggal Upload :
26-08-2014 -
Edisi
08/05 -
Tanggal Edisi
2014-08-10 -
Rubrik
Full Edition -
Copyright
PT TEMPO Inti Media dan PT Angkasa Pura II - Subyek -
-
Cover Story
- -
Writer
-
Menjaga Mbaru Niang Dan Alam
Rp. 60.000
Arsip Media Lainnya

Serunya Berwisata Di Museum Virtual
Rp. 60.000
Di Balik Koalisi Gerindra-PAN
Rp. 60.000
Heboh Helm Di Ujungpandang
Rp. 60.000
Pengusaha Dari Kampus
Rp. 60.000
Loneliness of the Long Dintance…
Rp. 60.000
Bagi-Bagi Kursi Menteri
Rp. 60.000
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : [email protected]
Support
Support Datatempo