Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melihat Potensi Resesi Seks dari Angka Kelahiran

Jumat, 27 Januari 2023 15:18 WIB

Saat membuka Rakernas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada Rabu, 23 Januari 2023, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyinggung isu resesi seks yang saat ini dinilai tengah melanda negara-negara maju. Ia menyebut bahwa Indonesia masih aman dari fenomena tersebut lantaran angka kelahiran yang relatif tinggi. 

 “Artinya di Indonesia enggak ada resesi seks. Masih tumbuh 2,1 persen, ini masih bagus. Dan ingat bahwa yang namanya jumlah penduduk ini jadi sebuah kekuatan ekonomi bagi sebuah negara,” ujar Jokowi.

Angka yang disampaikan Jokowi tersebut memang benar. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) dalam dokumen Statistik Indonesia 2022, angka kelahiran total atau total fertility rate pada 2021 adalah sebesar 2,10. Ini berarti rata-rata perempuan di Indonesia akan melahirkan dua anak pada masa reproduksinya, yakni pada rentang usia 15-49 tahun.

Namun, pernyataan tumbuh yang dilontarkan Jokowi kurang tepat, lantaran angka kelahiran tahun 2021 sama seperti tahun 2020. Bahkan, sebenarnya angka kelahiran total Indonesia sedang berada dalam tren menurun jika dibandingkan jumlah-jumlah terdahulu dalam kurun waktu 60 tahun terakhir. Tetapi, penurunan ini tidak berkaitan dengan resesi seks, melainkan berkat kemunculan program keluarga berencana, yang salah satunya bertujuan membatasi jumlah kelahiran.

Seperti tampak pada visualisasi di atas, angka kelahiran total di Indonesia pada era 1960-an berada di antara rentang 5 hingga 6 poin. Kemudian, penurunan mulai terasa sejak era 1970-an, ketika BKKBN sebagai lembaga pelaksana keluarga berencana resmi didirikan pada 1970. Setiap satu dekade, angka kelahiran menurun sekitar 1 poin. Hingga akhirnya, angka kelahiran berada di bawah 2,5 poin sejak era 2000-an.