Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Protein Hewani Terbaik dan Termurah untuk Cegah Stunting?

Kamis, 30 Maret 2023 23:40 WIB

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa prevalensi stunting pada balita di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 21,6 persen, menurun dari 24,4 persen pada 2021. Angka stunting nasional terus menurun dalam enam tahun terakhir.

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan tinggi tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Hal ini disebabkan akses yang kurang terhadap makanan bergizi, terutama asupan vitamin dan mineral, serta sumber protein hewani.

Protein hewani merupakan pilihan makanan yang tepat untuk mencegah stunting pada anak di bawah usia dua tahun. Mengutip situs Kemenkes, makanan berbasis hewani mengandung zat gizi lengkap seperti asam amino, mineral dan vitamin yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, selain tentunya air susu ibu (ASI) eksklusif. Zat besi yang banyak terdapat dalam sebagian makanan berbasis hewani juga dibutuhkan ibu hamil untuk mendukung pertumbuhan janin.

Daging, telur, dan susu hewani beserta produk turunannya pun menjadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan protein. Tempo mengumpulkan 15 produk makanan berbasis hewani yang umum ditemui di pasar, serta dapat menjadi opsi terbaik dan termurah untuk memenuhi kebutuhan protein. Ini untuk mematahkan anggapan bahwa produk hewani tinggi protein berharga mahal

Dari visualisasi di atas tampak bahwa sebagian besar produk hewani memiliki harga di bawah Rp 5.000 untuk ukuran 100 gram. Dengan kata lain, masih banyak produk hewani yang harga per kilogramnya tidak lebih dari Rp 50.000. Hanya produk tertentu seperti ikan tuna, daging sapi, dan ikan salmon yang memiliki harga di atas Rp 50.000 per kilogram.

Tiga produk tersebut memang memiliki protein yang tinggi. Namun, jenis ikan lain seperti kembung, cakalang, bandeng, dan nila, memiliki kandungan protein yang tidak jauh berbeda untuk ukuran yang sama. Bahkan 100 gram daging ikan kembung mentah memiliki protein yang lebih tinggi dibanding ikan salmon dan daging sapi berukuran sama, tetapi harganya jauh lebih murah.

Mengacu pada tabel angka kecukupan gizi dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2019, kebutuhan protein anak berusia 0-5 bulan adalah sebesar 9 gram per hari. Kemudian anak berusia 6-11 bulan butuh 15 gram protein sehari, dan anak berusia 1-3 tahun sebanyak 20 gram sehari. Dengan kata lain, konsumsi 100 gram daging ikan kembung—sekitar Rp 4.500—dalam sehari sudah lebih dari cukup bagi anak untuk terbebas dari ancaman stunting.

Melansir situs Kemenkes, Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor, Hardinsyah, menyebut bahwa pemberian satu butir telur sehari pada anak setelah pemberian ASI eksklusif pun dapat menurunkan risiko stunting. Untuk diketahui, satu butir telur memiliki berat bersih sekitar 50 gram, dan mengandung 6,2 gram protein.

Harga produk dalam riset ini diambil dari situs Kementerian Perdagangan, Info Pangan Jakarta, marketplace, atau situs yang dinilai valid, kemudian dicari nilai rata-rata (average) atau nilai tengah (median). Mengingat kehadiran inflasi serta perbedaan harga antar daerah, perlu digarisbawahi bahwa data harga yang didapat saat pengumpulan bisa berbeda dengan yang ada di lapangan.

Sedangkan data nilai kandungan protein dalam berat bersih produk mentah sebesar 100 gram diperoleh dari situs Data Komposisi Pangan Indonesia milik Kemenkes atau situs FoodData Central milik Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).

Perlu digarisbawahi juga bahwa hampir semua data protein hewani yang dikumpulkan berbentuk utuh dan mentah, kecuali tuna dalam bentuk fillet. Sehingga produk yang didapat masih mengandung tulang atau bagian lain yang umumnya dibuang. Sebagai contoh, satu kilogram ayam yang dibeli di pasar, apabila kemudian hanya diambil potongan dagingnya, beratnya bisa berkurang setengahnya.