Sebuah Program Sebelum Mati
Edisi: 24/32 / Tanggal : 2003-08-17 / Halaman : 56 / Rubrik : PRK / Penulis : Idayani, L.N., Amin, Syaiful ,
PAK Koesman takut mati. Menginjak usia 65 tahun, stroke menghajarnya. Ia kontan tak berdaya. Tubuhnya lunglai dan jatuh koma sepanjang dua minggu. Ada satu pemandangan mengerikan yang tak mungkin ia lupakan. Saat itu ia merasa terlempar ke dunia lain, bersentuhan dengan aura kematian: ia seakan berada di pemakaman, dikelilingi sahabat dan kerabat yang telah meninggal. Tiga tahun berselang, penyakit jantung tak lagi mengganggu. Tapi pengalamannya di saat koma itu menolak hengkang dari memori, bahkan berkembang, bergumul jadi satu dengan imajinasinya.
Kematian seorang tokoh, siapa pun dia, selalu meninggalkan guncangan hebat. Begitu pula sahabat ataupun kerabat. Wajah Pak Koesman langsung pucat, jantungnya berdegup keras, keringat dingin mengucur, perasaannya tak keruan, dan berhari-hari ia tak sanggup memejamkan mata.
Pak Koesman takut mati, begitu pula Bu Munir, Pak Yohannes, Pak Hadi, dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Bila si Ucok Pemalu
1994-03-12Dasar perangai anak memang muncul sejak dari sananya. penelitian terakhir mengundang para ahli percaya bahwa…
Meraba Pemicu Bunuh Diri
1994-04-30Selain jepang, ternyata amerika serikat punya rekor khas dalam tragedi bunuh diri. di samping kelainan…
Mati Enak di Rumah Musik
1994-03-19Ecstacy adalah gelombang psychedelique kedua setelah lsd. di inggris banyak remaja mati setelah menelannya. di…