Bahasa Televisi

Edisi: 39/37 / Tanggal : 2008-11-23 / Halaman : 130 / Rubrik : BHS / Penulis : Wilson Sitorus, ,


Wilson Sitorus
# Praktisi televisi

DARIPADA mempersoalkan (adegan) banci di layar kaca dengan dalih berpotensi merusak mental anak, ada pekerjaan yang lebih tepat dan lebih serius untuk Komisi Penyiaran Indonesia: menunjukkan fungsinya dalam menata bahasa Indonesia, seperti yang diamanatkan Undang-Undang Penyiaran, meskipun sejatinya televisi adalah alat, bukan tujuan (Neil Postman, Amusing Ourselves to Death, NYU, 1985).

Mari kita periksa studi kasus acak berikut ini.

Reporter Lintas 5 (TPI, 29 September 2008) melaporkan suasana jalan tol Kanci sudah sepi dari kendaraan pemudik dan Jasa Marga sedang bersiap menyambut arus balik mudik. Yang dimaksudkan reporter tersebut adalah arus balik (ke Jakarta) dari para pemudik. Tapi penyebutan arus balik mudik terdengar aneh, karena sesungguhnya: arus balik mudik adalah arus balik, lalu mudik lagi, lalu balik lagi, lalu mudik lagi.

Bahasa reportase yang digunakan pada program Fokus (Indosiar, Fokus Malam, 29 September 2008) juga membingungkan. Reporter Fokus mengatakan situasi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04

Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…

P
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18

Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…

M
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06

Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…