Lebih Tuntas Dengan Waria

Edisi: 48/37 / Tanggal : 2009-01-25 / Halaman : 44 / Rubrik : PRK / Penulis : Ahmad Taufik, ,


SEORANG pria, sebut saja Macan, mengaku minimal seminggu sekali ”jajan” ke kawasan Taman Lawang, Menteng, Jakarta Pusat. ”Ya, sekadar ’cuci busi’,” kata laki-laki 35 tahun warga Senen, Jakarta Pusat itu. Maksudnya, dia menggunakan jasa waria (wanita pria) untuk melakukan seks oral.

Menurut Macan, yang memiliki istri dan dua orang anak, kedatangannya ke tempat berkumpulnya waria sekadar melampiaskan nafsu berahi. Tak ada perasaan suka atau cinta. Dia bahkan melakukannya setelah berhubungan dengan istri, namun tak merasa puas dan tuntas. Untuk itu, Macan merasa harus mencari cara lain untuk memuaskan diri. ”Kalau berhubungan dengan banci, saya tak ada guilty feeling,” demikian pembenarannya. ”Jika dengan wanita lain atau pelacur, saya merasa mengkhianati cintanya,” tambah si Macan, lulusan sebuah perguruan tinggi di Jakarta.

Alasan lelaki berhubungan seks dengan waria untuk menghindari perasaan bersalah disadari sepenuhnya oleh pihak waria. ”Para lelaki teman kencan kami itu mengaku bisa mendapat perhatian dan pelayanan yang tak didapat dari istrinya atau pasangannya,” kata Lenny Sugiharto, 49 tahun, waria aktivis jaringan gay dan waria Indonesia, Rabu pekan lalu.

Bahkan, menurut Lenny—ini nama sebenarnya—banyak pria beristri atau bujang yang akhirnya tinggal bersama waria.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

B
Bila si Ucok Pemalu
1994-03-12

Dasar perangai anak memang muncul sejak dari sananya. penelitian terakhir mengundang para ahli percaya bahwa…

M
Meraba Pemicu Bunuh Diri
1994-04-30

Selain jepang, ternyata amerika serikat punya rekor khas dalam tragedi bunuh diri. di samping kelainan…

M
Mati Enak di Rumah Musik
1994-03-19

Ecstacy adalah gelombang psychedelique kedua setelah lsd. di inggris banyak remaja mati setelah menelannya. di…