Koalisi Pragmatis

Edisi: 16/38 / Tanggal : 2009-06-14 / Halaman : 64 / Rubrik : BHS / Penulis : Eep Saefulloh Fatah, ,


Eep Saefulloh Fatah
# Pemerhati politik dari Universitas Indonesia

Setiap periode kekuasaan berpotensi menjadi ladang pembantaian kata-kata. Sebagai konsekuensi dari buruknya praktek politik semasa, kata-kata tertentu mengalami penurunan makna. Konotasi pemaknaan kata-kata itu terdegradasi dari netral atau positif menjadi negatif.

Untuk memelihara kediktatoran personal selama Demokrasi Terpimpin, Soekarno menggunakan frasa ”revolusi belum selesai” sebagai semacam azimat. Atas nama frasa itulah Partai Sosialis Indonesia dan Masjumi dibekukan, lagu-lagu Koes Plus dilarang, bahkan beberapa tokoh dipenjarakan tanpa pengadilan.

Kata ”revolusi” pun terdegradasi maknanya. Selama masa Revolusi Kemerdekaan (1945-1950), kata itu disemati arti mulia: kehendak sebuah bangsa untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan hingga titik darah penghabisan. Namun, selepas Demokrasi Terpimpin, ”revolusi” terperosok menjadi semacam sebuah cara untuk membungkam keragaman dan hak-hak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04

Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…

P
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18

Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…

M
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06

Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…