Mulut Menabur Angin
Edisi: 18/21 / Tanggal : 1991-06-29 / Halaman : 34 / Rubrik : PRK / Penulis :
Mulut Menabur Gunjing
; Faktor kecemasan berlebihan berperan menyuburkan wabah kabar angin. Umumnya
korban kalangan bisnis.
; ADA dasarnya manusia menyimpan bakat sebagai penyiar. Paling tidak, itu untuk
tingkat "Radio Dengkul". Artinya, ia gemar menyebarkan cerita burung, kabar
angin, serta desas-desus ( sas-sus) atau rumor. Bersamaan dengan itu, dalam
skala kecil, ia gemar pula bergunjing alias gosip.
; Beda rumor dengan gosip, menurut Dr. Ralph Rosnow, ahli jiwa dari Universitas
Temple di Amerika Serikat (AS), terletak pada kualitasnya. Gosip, sekadar
obrolan pembunuh waktu. Sedangkan rumor menyangkut sesuatu yang seakan-akan
berbobot.
; Ada contoh gunjingan. Seorang nyonya waktu berbelanja di pasar melihat
tetangganya dari kejauhan, Pak Anu, menggandeng cewek. Panglihatan sekelebatan
itu membuat bibirnya kesemutan. Setiba di rumahnya, ia berkisah kepada
suaminya. "Gila, tetangga kita, Pak Anu, kayaknya punya bini muda," katanya.
; "Kau yakin?" suaminya menyambut. Teringat pada ajaran agama (Islam) yang
dianutnya, lalu ia mengingatkan istrinya. Karena bergunjing merupakan perilaku
tercela menurut ajaran agama. "Jangan gegabah membuat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Bila si Ucok Pemalu
1994-03-12Dasar perangai anak memang muncul sejak dari sananya. penelitian terakhir mengundang para ahli percaya bahwa…
Meraba Pemicu Bunuh Diri
1994-04-30Selain jepang, ternyata amerika serikat punya rekor khas dalam tragedi bunuh diri. di samping kelainan…
Mati Enak di Rumah Musik
1994-03-19Ecstacy adalah gelombang psychedelique kedua setelah lsd. di inggris banyak remaja mati setelah menelannya. di…