Maya Yang Menjadi Nyata
Edisi: 31/39 / Tanggal : 2010-10-03 / Halaman : 95 / Rubrik : PRK / Penulis : Tito Sianipar , ,
Wulan, bukan nama sebenarnya, terperanjat ketika mengetahui akun Twitter nya dipantau oleh perÂusahaan yang akan meÂrekÂÂrutnya. Dalam sesi wawancara, Wulan dimintai konfirmasi apakah akun dengan nama tersebut adalah miliknya. âSaya mengakuinya karena itu memang punya gue,â kata perempuan 27 tahun itu kepada Tempo. Setelah tahap wawancara itu, Wulan tak lagi mendapat panggilan dari perusahaan bintang lima bidang jasa tersebut. âMungkin memang karena twitt gue,â ujar perempuan berkulit cerah itu.
Wulan hanya bisa menduga duga alasan perusahaan itu tidak lagi memanggilnya karena isi kicauannya. Namun itulah kenyataannya. Ia mengakui kicauannya kerap seenaknya. Misalnya, pada satu siang ia menuliskan status akan bolos kerja setelah makan siang. Di lain waktu, ia menuliskan komentarnya tentang atasannya yang mengesalkan karena memberikan tugas berlebihan. âYah, saya enggak jadi pindah kerja, deh,â ujarnya tersenyum.
Apa yang dialami Wulan sebenarnya sudah menjadi tren di dunia reÂkrutmen tenaga kerja. Perilaku di dunia maya dijadikan salah satu penilaian ketika merekrut calon karyawan. Tidak hanya di situs Twitter, beberapa akun pribadi lain yang turut dipantau adalah Facebook, LinkedIn, hingga blog pribadi. âItu memang bagian dari referensi untuk menyeleksi orang,â kata Presiden Direktur JAC Recruitment Indonesia, Mariko Asmara, ketika ditemui Tempo di kantornya di Menara Thamrin, Jakarta. JAC adalah perusahaan multinasional yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Bila si Ucok Pemalu
1994-03-12Dasar perangai anak memang muncul sejak dari sananya. penelitian terakhir mengundang para ahli percaya bahwa…
Meraba Pemicu Bunuh Diri
1994-04-30Selain jepang, ternyata amerika serikat punya rekor khas dalam tragedi bunuh diri. di samping kelainan…
Mati Enak di Rumah Musik
1994-03-19Ecstacy adalah gelombang psychedelique kedua setelah lsd. di inggris banyak remaja mati setelah menelannya. di…