Biarlah Kami Mati

Edisi: 39/21 / Tanggal : 1991-11-23 / Halaman : 102 / Rubrik : PRK / Penulis : Supangkat, Jim


Krisis hubungan anak dan orangtua di Singapura. Angka bunuh diri manula 188
per 100.000.

; ANG, 71 tahun, merasakan kegetiran masa tua. Ayah enam anak itu menderita
diabetes dan penyakit jantung. Dengan susah payah ia menjalani pengobatan
reguler di sebuah klinik. Ang sering diserang sakit dada hebat. Ia tidak punya
pilihan lain.

; Pada usia renta itu, Ang pergi sendiri ke klinik dengan taksi. Anaknya tak
seorang pun memperhatikannya, apalagi mengantarnya ke dokter. Mereka tergolong
punya penghasilan baik dan terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga mereka
lebih suka memberi uang taksi untuk sang ayah.

; Ang termasuk manusia lanjut usia (manula) Singapura yang merasa tidak
dipedulikan. Ia kesepian dan putus asa. Duda itu tinggal bersama seorang anak
di sebuah apartemen. Tapi, antara ayah dan anak yang serumah itu nyaris tak
ada komunikasi. Keadaan ini sama saja dengan anaknya yang lain yang tidak
serumah.

; Ang kian menderita. Makanya, sudah tiga kali ia minta kepada dokter yang
merawatnya agar ia diberi suntikan mati. Selain penyakit yang menahun,
penderitaan batin itu menjadi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

B
Bila si Ucok Pemalu
1994-03-12

Dasar perangai anak memang muncul sejak dari sananya. penelitian terakhir mengundang para ahli percaya bahwa…

M
Meraba Pemicu Bunuh Diri
1994-04-30

Selain jepang, ternyata amerika serikat punya rekor khas dalam tragedi bunuh diri. di samping kelainan…

M
Mati Enak di Rumah Musik
1994-03-19

Ecstacy adalah gelombang psychedelique kedua setelah lsd. di inggris banyak remaja mati setelah menelannya. di…