Dari Bistik Ke Tayub Eropah
Edisi: 29/43 / Tanggal : 2014-09-21 / Halaman : 82 / Rubrik : BHS / Penulis : Zen Hae, ,
Zen Hae*
Berdepan-depan dengan bahasa asing, bangsa kita menempuh pelbagai cara. Dari yang paling mudah, yakni menyerap, hingga yang sulit, yaitu menerjemahkan dan memadankan. Menyerap istilah asing sudah terjadi sejak pertama kali nenek moyang kita berhubungan dengan bangsa asing, terutama lewat perdagangan, penyebaran agama, dan penjajahan. Bahasa Indonesia hari ini adalah bahasa Melayu yang diperkaya oleh anasir bahasa Sanskerta, Arab, Persia, Hindi, Tamil, Portugis, Belanda, Cina, Jepang, dan Inggris-di samping anasir bahasa daerah.
Dengan menyerap, kita mengambil alih istilah yang semula asing menjadi milik kita. Tepatnya, kita "meminjam"-karena itu, mereka disebut "kata pinjaman" (loanword). Ketika kita tidak memiliki kata untuk menamai "tempat duduk", kita meminjam banco (Portugis) dan melafalkannya bangku, juga kursi (Arab) dengan lafal yang sama dan variasinya: kerosi, kerusi, korsi. Tapi kita punya pesawat udara dan kapal terbang sebagai terjemahan dan padanan aeroplane.
Dengan menyerap, kita menyesuaikan istilah asing itu dengan lidah kita yang tidak terlampau suka kesulitan. Kata biefstuk (Belanda),…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…