Emosi Dan Bahasa Ibu
Edisi: 29/44 / Tanggal : 2015-09-20 / Halaman : 50 / Rubrik : BHS / Penulis : Ahmad Sahidah, ,
Ahmad Sahidah*
Akhmad Murtajib, teman baik saya, mengungkapkan dalam status Facebook bahwa ia lebih nyaman dengan penggunaan kata pasa (bahasa Jawa untuk puasa) dibandingkan dengan istilah Arab, shiyam, termasuk penyebutan wulan pasa, alih-alih syahru Ramadhan. Jelas, penegasan tersebut terkait dengan latar belakang bersangkutan yang menggunakan bahasa ibunda sebagai ungkapan keseharian sejak kecil hingga dewasa. Secara pragmatik, konteks ungkapan adalah sekaligus penegasan ideologis bahwa penghayatan keagamaan seseorang terkait dengan sisi substantif, bukan normatif.
Lebih jauh, rasa nyaman itu hakikatnya terkait dengan bahasa ibu yang mempunyai peran penting dalam membentuk pemikiran, emosi, bahkan spiritual seseorang. Sebagaimana dikatakan ahli psikologi, yang dikutip Hurisa Guvercin (2010), ekspresi bahasa dan kosakata yang dipilih seorang ibu itu membekas pada perkembangan anak karena diungkapkan dengan penuh kasih sayang. Bagaimanapun, pemahaman awal anak terhadap dunia sekelilingnya, termasuk pembelajaran konsep dan keterampilan, bermula…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…