Wani Pira?

Edisi: 22/45 / Tanggal : 2016-07-31 / Halaman : 77 / Rubrik : BHS / Penulis : Kasijanto Sastrodinomo, ,


KASIJANTO SASTRODINOMO*
*) Pengajar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

SETELAH tawar-menawar beberapa saat tapi belum juga kunjung sepakat, seorang pedagang batik di Pasar Wonokromo, Surabaya, akhirnya ”menantang” (calon) pembeli yang tengah mengelus-elus selembar kain di tangannya, ”Wis, genahé sampéyan wani pira?” atau ”jelasnya Anda berani berapa”. Rupanya, penjual batik ingin memastikan kesanggupan pembeli membayar harga kain pilihannya. Sejenak sayayang mampir ke pasar itu akhir tahun lalutertegun. Inilah ekspresi ”wani pira” dalam ruang dan konteksnya yang asli. Sudah lama saya tidak mendengar ungkapan tawar-menawar yang khas di pasar seperti itu.

Yang santer terdengar belakangan ini, ungkapan wani pira dijadikan guyonan dalam sebuah iklan, dikutip banyak media, dan dikaitkan dengan perilaku koruptif pejabat negara (lihat laporan majalah ini ketika Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, kala itu, terjerat perkara korupsi). Dalam konteks ”mutakhir” itu, wani pira…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04

Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…

P
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18

Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…

M
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06

Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…