"permisi, Pak Patung"
Edisi: 47/22 / Tanggal : 1993-01-23 / Halaman : 79 / Rubrik : PRK / Penulis : HPS
SEMULA ada yang patuh dan memberikan tabik sembari mengucapkan "permisi" begitu lewat di depannya. Namun, lama-kelamaan patung polisi di persimpangan jalan itu menjadi bahan tertawaan, bahkan diberi tasbih serta dikalungi tas. Dan ke dalam tas itu disetor uang. Dagelan itu akhirnya dijadikan cap negatif untuk polisi.
Menurut Kapolri Jenderal Kunarto, ada anggapan di masyarakat, hanya dua jenis polisi yang tidak bisa disuap, yakni polisi tidur dan polisi patung. "Kalau saya berdiri di pinggir jalan, mungkin ada yang melempar korek api berisi uang," katanya.
Begitulah yang diutarakan Kapolri…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Bila si Ucok Pemalu
1994-03-12Dasar perangai anak memang muncul sejak dari sananya. penelitian terakhir mengundang para ahli percaya bahwa…
Meraba Pemicu Bunuh Diri
1994-04-30Selain jepang, ternyata amerika serikat punya rekor khas dalam tragedi bunuh diri. di samping kelainan…
Mati Enak di Rumah Musik
1994-03-19Ecstacy adalah gelombang psychedelique kedua setelah lsd. di inggris banyak remaja mati setelah menelannya. di…