Menenggak Alkohol Melupakan Orang..

Edisi: 46/17 / Tanggal : 1988-01-16 / Halaman : 88 / Rubrik : PRK / Penulis :

BERGEROMBOL di sudut gang, anak-anak muda itu tak henti-hentinya berkelakar sampai larut malam. Terdengar riuh dan gaduh, hingga penduduk di perkampungan kumuh Tebet, Jakarta Selatan, itu bisa tak tidur dibikinnya. Namun, mereka tak peduli. Bau alkohol makin keras menyengat hidung, disertai kepulan asap rokok. "Ayo, Man, tiup (istilah untuk minum) lagi," ujar Ujang kepada seorang temannya.

Yang dipanggil Man terus saja menenggak gelas berisi wiski murahan buatan dalam negeri. Mukanya merah padam, sedang teman-temannya menertawakan. Lalu gelas lain segera disodorkan. Demikian seterusnya, gelas demi gelas disodorkan berulang-ulang, sampai akhirnya korban muntah dan jatuh tak berdaya.

"Itulah mekanisme kontrol para pemabuk," ujar Syahmardi. antropolog UI yang baru menyelesaikan penelitian masalah peri laku pemabuk di Jakarta. Dengan pendekatan pengamatan-terlibat, ia menelusuri 25 kelompok pemabuk -- beranggota 5 sampai 14 orang -- selama setengah tahun.

Mereka kebanyakan berasal dari kelas menengah ke bawah, penghuni perkampungan padat. Sedangkan mereka yang berasal dari kelas menengah ke atas diamati selintas sebagai pembanding.

Yang menarik, penelitian itu membuktikan adanya keseragaman mekanisme kontrol dalam pergaulan kelompok pemabuk. Misalnya kasus anak yang dibikin klenger itu. Menurut Syahmardi, "hukuman" dijatuhkan lantaran ia sering membuat kacau -- misalnya membanting botol-botol kosong, mencomot barang pedagang kaki lima tanpa bayar, atau menantang duel orang lewat -- hingga teman-temannya khawatir ada tetangga yang melaporkan ke…

Keywords: -

---

Foto Terkait