Dari Mana Datang Jam Karet
Edisi: 23/18 / Tanggal : 1988-08-06 / Halaman : 85 / Rubrik : PRK / Penulis :
ANDA menelepon ke luar kota. Anda ingin bicara 15 menit. Ternyata, Anda bicara setengah jam. Alhasil: rekening telepon Anda mencapai jumlah yang lebih banyak.
Nah, siapa yang belum percaya bahwa "waktu itu uang", seperti kata Benjamin Franklin dua abad yang lalu? Jika ada yang tak percaya, mungkin itu oknum yang hidup di abad ke-16. Ketelitian dengan waktu itu memang gejala masyarakar mo dern ketika uang Tabanas atau deposito bisa bertambah bila waktu simpannya cukup panjang dan hasil produksi tak boleh telat tiba di pasar, kalau mau laku.
Indonesia sudah memasuki kerepotan "waktu-itu-uang", sebenarnya. Tapi harus diakui: sebagian masyarakatnya masih kurang siap untuk bersikap tepat-waktu. Maka, dikecamlah apa yang disebut sebagai "jam karet": segala hal yang mencerminkan tak adanya efisiensi penggunaan waktu.
Gejala ini tampaknya menahun, dan orang makin bingung apa sebabnya. Arkian, diadakanlah sebuah simposium.
Inilah Simposium Jam Karet yang diselenggarakan Universitas Diponegoro bersama Rotary Club di Semarang, dua pekan lalu. Seakan-akan untuk mengesankan kutukan kepada "jam karet", tiap…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Bila si Ucok Pemalu
1994-03-12Dasar perangai anak memang muncul sejak dari sananya. penelitian terakhir mengundang para ahli percaya bahwa…
Meraba Pemicu Bunuh Diri
1994-04-30Selain jepang, ternyata amerika serikat punya rekor khas dalam tragedi bunuh diri. di samping kelainan…
Mati Enak di Rumah Musik
1994-03-19Ecstacy adalah gelombang psychedelique kedua setelah lsd. di inggris banyak remaja mati setelah menelannya. di…