Menuju Pata

Edisi: 49/02 / Tanggal : 1973-02-17 / Halaman : 36 / Rubrik : PWS / Penulis :


SUMITRO telah sangat tergoda. Ia ingin benar menggolongkan
pariwisata ke dalam "si tujuh besar" penghasil devisa.
Meramalkan bakal kian mencepatnya ekspor pada akhir Pelita I
(1974), ia menganjurkan diversifikasi. Soalnya, ekspor pada
Pelita II menunjukkan tendensi agak lamban. Selain itu juga
karena minyak dan kayu pada suatu saat tak urung toh bakal
mengalami penurunan produksi. Padahal justru dalam masa
pembangunan itu sangat di butuhkan devisa lebih banyak.

; Mungkinkah pariwisata, "industri tak berasap" ini, yang juga
biasa dijuluki "invisible expot" akan bisa menghasilkan devisa'?
Justru itulah. Dan karenanya eksport tradisionil seperti karet
kopra, kopi, tembakau, lada, teh dan semacamnya harus segera
diganti. Pariwisata dianggap merupakan satu-satunya industri
yang mampu n1erangsang 3 sektor penunjang yang lain: industri
bangunan, peternakan dan kerajinan rakyat. Lihat Box: Industri
Awak Di Negeri Dewek.

; Sementara orang mengeluh tentang gembing-susutnya arus
wisatawan, nyatanya - pada suatu saat Indonesia pernah
mendapatkan bintang emas pariwisata internasional. Dasar
penilaian: pertumbuhan arus wisatawan ke Indonesia (terutama ke
Bali) sebanyak 40 (1970/ 1971). Asian Development Bank yang
membuat laporan itu menganggapnya sebagai "yang tertinggi di
seluruh dunia dan menakjubkan" Mencatat arus wisatawan di
kawasan Asia Tenggara, ADB menulis: "Dalam jangka 18 tahun
mendatang, negara-negara ASEAN akan mengalami pertumbuhan 10
sampai 15%". Dan yang tertinggi? Indonesia, dengan kenaikan 16%
per tahun.

; Wisata & Devisa

; Statistik IUOTO (International Union of Official Travel
Organization) mengungkapkan bahwa lebih dari 198 juta wisatawan
(1972) telah mengeluarkan biaya 25 milyar dollar AS, belum lagi
ongkos kapal terbang dan pengangkutan antar negara. Catatan
khusus PBB urusan pariwisata yang bermarkas di Jenewa ini sesuai
dengan ramalan 10 tahun yang dibuat oleh OECD (Organization for
Economic Cooperation and Development), khususnya tentang kawasan
Asia dan Oceania. "Tahun lalu tidak kurang dari 6 juta turis
mengalir masuk ke wilayah PATA", kata F.Marvin Plake Direktur
Eksekutif PATA.

; Asia ternyata hanya menduduki tempat ketiga dari bawah,
sementara Jepang, Hongkong dan Hawaii saja sudah memborong
hampir 3h jumlah wisatawan yang masuk ke Asia Pasifik. Bisa kita
bayangkan, betapa beratnya bersaing dengan daerah-daerah ini.
Apalagi Indonesia sendiri sebagai pendatang baru dalam jaringan
pariwisata internasional. Karena itulah, Pemerintah tidak
segansegan membuka tangan bekerja sama dengan ahli-ahli asing
yan lebih berpengalaman internasional.

; Proyeksi arus wisatawan khusus ke wilayah Asia Tenggara,
digambarkan oleh ADB Asian Development Bank) dalam tabel
perkembangan antara tahun 1975-1990, meliputi Thailand,
Malaysia, Singapura, Filipina. Jumlah wisatawan yang masuk ke
lima negeri itu (dalam ribuan orang); 2.327 (1975), 4.400 (1980)
7.561 (1985) dan 12.037 (1990). Ada pun hasil devisa yang
diperoleh (dalam jutaan dollar AS): 306,1 (1975), 465,2 (190),
749,4 (1985) dan 1.166 (1990).

; Khusus Indonesia, bisa diperlihatkan sebagai berikut: 272 ribu
orang menghasilkan devisa 42,8 juta dollar AS (1975), 685 ribu
menghasilkan 82,2 juta (1980), 1.325 ribu menghasilkan 139,1
juta (1985) dan 2.221 ribu orang wisatawan menghasilkan devisa
213,2 juta dollar AS.

; Statistik PBB juga mengungkapkan bahwa negara-negara yang baru
berkembang justru merupakan penghasil devisa dari sumber
pariwisata paling menyolok. Sedang negara-negara maju (sampai
dengan tahun 1970) merupakan sumber wisatawan, seperti Amerika
Serikat, Jerman Barat, Inggeris, Perancis, Kanada, Belgia,
Nederland, Italia, Swiss, Swedia dan Denmark.

; Sampai seberapa jauh lembaga-lembaga internasional itu
melibatkan diri dalam kegiatan pelancongan?

; Dari sekian jumlah uang yang disumbangkan oleh PBB untuk
perkembangan pariwisata dunia, hanya 8 yang diterimakan kepada
dunia ketiga (negara-negara berkembang). Dalam tahun 1970/1971
saja, 130 proyek (13 diantaranya proyek raksasa), menerima
bantuan PBB sebanyak 32 juta dollar. Sementara Bank Dunia
memberi kredit 62 juta dollar untuk 4 proyek PBB sendiri
terlibat dalam 31 proyek.

; Salah sebuah unit Bank Dunia yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

R
RUSAK ?
1991-01-05

Bali mengalami perubahan setelah ada persentuhan dengan budaya luar dan terbuka untuk para turis. miquel…

B
BUKAN SEKADAR MEMBANGUN HOTEL
1991-01-05

Bali punya andil besar dalam pariwisata indonesia. menjadi tujuan wisata yang memiliki kelas tersendiri pembangunan…

P
PENUMPANG-PENUMPANG TAK BERBINTANG
1983-09-03

Pelayaran perdana km. kerinci, jakarta-padang dan jakarta-ujungpandang. jadi sasaran tukang catut. para penumpang masih semrawut.…