Menggerebeg Gunungan Kangjeng

Edisi: 51/03 / Tanggal : 1974-02-23 / Halaman : 32 / Rubrik : PWS / Penulis :


SUATU malam, pertengahan Januari di Balaikota Sala. Para
wartawan sibuk mencatat. Tentu saja. Sebab dengan tidak kurang
gegap-gempita, Drs Soeharto Djojosoempeno bilang: "Perajaan
Sekaten bulan Maret dan April di Sala nanti punya arti penting.
Bukan saja karena bertepatan dengan konperensi PATA tapi juga
dibarengi oleh pameran ASEAN. Apalagi Sekaten tahun ini adalah
yang pertama kali diselenggarakan setelah 33 tahun tidah
dirayakan...." Entah seberapa jauh kebolehan Soeharto menjual
obyek-obyek pariwisata, sampai-sampai ia kini menjadi pembantu
utama bidang pariwisata untuk walikota Sala, sekalipun kantor
dan domisilinya di Yogya. Namun sebagai koordinator promosi
empat kraton (Sala, Yogya, Cirebon, Bali) ternyata ia tidak
cukup tahu tentang Sekaten itu sendiri.

; Maka dengan serta-merta tampillah seorang wartawan yang dengan
sedikit berang meralat ucapan Soeharto: "Yang selama 33 tahun
tidak diselenggarakan itu bukan Sekaten melainkan gunungan,
sebagai puncak acara Sekaten. Perayaan Sekaten sendiri setiap
tahun selalu diselenggarakan". Wartawan itu pun masih sempat
melontarkan ucapan sinis: "Saya tak tahu apakah mas Harto orang
Sala asli ataukah indo-Sala..." Indo atau bukan, tak begitu
penting. Yang jelas, dalam promosi pariwisata -- lebih-lebih
menjelang konperensi PATA ini -- wartawan Sala merasa tidak
diajak ikut serta.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

R
RUSAK ?
1991-01-05

Bali mengalami perubahan setelah ada persentuhan dengan budaya luar dan terbuka untuk para turis. miquel…

B
BUKAN SEKADAR MEMBANGUN HOTEL
1991-01-05

Bali punya andil besar dalam pariwisata indonesia. menjadi tujuan wisata yang memiliki kelas tersendiri pembangunan…

P
PENUMPANG-PENUMPANG TAK BERBINTANG
1983-09-03

Pelayaran perdana km. kerinci, jakarta-padang dan jakarta-ujungpandang. jadi sasaran tukang catut. para penumpang masih semrawut.…