Uang Palsu Dari Madiun 34
Edisi: 48/33 / Tanggal : 2005-01-30 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wijayanta, Hanibal W.Y. , Saeni, Eni , Warta, Martha
SEPASANG suami-istri saling pandang ketika Tempo menerobos masuk kamar nomor 7 Gedung Catur Prasetya lantai 3, Rumah Sakit Polisi Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis pekan lalu.
Yang laki-laki terbaring lemah di dipan dengan wajahnya bulat pucat. Ia mengenakan sweater abu-abu dengan selimut merah muda menutup sebagian tubuh. Sebuah tabung oksigen tegak berdiri di samping tempat tidur. Yang perempuan berkacamata dan mengenakan baju putih serta rok hitam.
Di kamar bercat putih berukuran 4 x 4 meter itu mereka hanya berdua. Seorang polisi berpangkat brigadir dua berjaga-jaga persis di depan pintu masuk. Kepada wartawan Tempo Edy Chan, polisi itu mengatakan lelaki di kamar nomor 7 adalah Brigjen Pol Purn H. Zyaeri, mantan Kepala Staf Harian Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal) Badan Intelijen Negara (BIN).
Di papan nama pasien, penghuni kamar nomor 7 itu tertulis Muhammad, 56 tahun. Ia tengah dirawat ahli penyakit dalam dan penyakit jantung. Tapi sebuah amplop cokelat catatan medis dan hasil rontgen memastikan siapa lelaki di atas ranjang itu: nama Muhammad Zyaeri jelas tertulis di sana.
Tapi lelaki itu menyangkal bahwa dirinya Zyaeri, begitu pula istrinya. Bukan, ujarnya pelan sambil tersenyum. Ia menolak diwawancara. Lalu yang perempuan memanggil perawat dan polisi. Si brigadir dua itu masuk dan menghardik Tempo agar segera keluar ruangan.
Juru Bicara Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Irjen Pol Paiman, membenarkan Zyaeri masuk ke rumah sakit Polri sejak Jumat, 14 Januari lalu. Sebelumnya ia diperiksa di Markas Besar Polri karena diduga terlibat dalam kasus uang palsu. Namun, karena serangan jantung, bekas Kepala Staf Harian Botasupal itu dilarikan ke rumah sakit dengan status dibantarkan. Dengan kata lain, masa perawatan di rumah sakit tidak dihitung sebagai masa penahanan.
Penahanan Zyaeri sangat mengejutkan. Lelaki itu justru pejabat yang paling berwenang memberantas peredaran uang palsu di Indonesia. Bersama dia, polisi juga menahan dua warga sipil dan empat telik sandi anggota BIN. Dua warga sipil itu adalah Dadang dan Tatang. Dua orang ini pemain lama, kata Paiman. Sedangkan empat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…