Memadatkan Ucapan
Edisi: 09/48 / Tanggal : 2019-04-28 / Halaman : 78 / Rubrik : BHS / Penulis : Hasan Aspahani, ,
SEJAK kapan pemakai bahasa Indonesia sadar untuk memadatkan bahasa, menulis sebaik-baiknya, seringkas-ringkasnya, dan tetap termuat makna seluas-luasnya? Sejak kapan bahasa Melayu (yang kelak dalam satu cabang perkembangannya menjadi bahasa Indonesia) diyakini memiliki potensi menjadi alat ucap efektif dan punya potensi estetis?
Dalam Bayan al-Asma karya Abdullah bin Muhammad al-Misri (menulis pada 1809-1924), ada petikan menarik yang bisa menjadi rujukan. Abdullah al-Misri mengutip hikayat Sultan Iskandar Zulkarnain. Ia tuliskan:
...pada tiap-tiap kali membuat surat kiriman maka dipanggil oleh baginda itu tujuh orang juru tulis yang hakim kepada logat dan yang arif kepada tafsir. Maka menyuratlah seorang daripada mereka itu dengan tiga belas baris, maka dipersembahkanlah kepada baginda itu, maka bertitah pula baginda itu kepada juru tulis yang kedua, "Pendekkan olehmu perkataan surat ini." Maka dipendekkanlah oleh…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…