Rumah Sehat
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-08-20 / Halaman : / Rubrik : BHS / Penulis :
KECUALI kegaduhan pendengung yang tendensius dan politis serta riuh tempik sorai dari warganet di media sosial, apa yang kita dapatkan dari perubahan penjenamaan rumah sakit ke rumah sehat?
Jika kita menyimak riuh komentar yang ada, perdebatan lebih bersifat suka dan tidak suka dibanding kesahihan argumentasi. Kecenderungan semacam ini memang menjadi salah satu ciri khas yang paling menonjol—jika tidak dikatakan satu-satunya—dari aktivitas keseharian warganet di Indonesia. Perdebatan cenderung berdiri di atas sentimen dibanding menari-nari di atas argumen.
Bahasa sebagai tulang punggung komunikasi tak ayal juga kerap menjadi bahan bakar pemantik perdebatan. Kasus pengaturan volume pelantang suara azan dan analogi gonggongan anjing kompleks masih segar di telinga kita. Kini perdebatan aktual kembali hadir dengan frasa rumah sehat sebagai topiknya.
Sesaat setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan transformasi penjenamaan rumah sakit menjadi rumah sehat, perdebatan bermunculan bak cendawan di musim hujan. Jika diringkas barangkali terdapat dua sudut pandang dalam melihat transformasi penjenamaan ini.…
Keywords: Rumah Sakit, Anies Baswedan, kolom bahasa, Gubernur Jakarta, Rumah Sehat, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Pembantu: Dari Rumah Tangga sampai Presiden
2007-11-04Membantu dan menolong adalah contoh kata yang disebut bersinonim. keduanya dapat saling menggantikan: bisakah membantu/menolong…
Pusat Bahasa dan Sultan
2009-10-18Suatu waktu, cobalah anda membuka homepage resmi pusat bahasa departemen pendidikan nasional, www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. situs tersebut…
Metafor dalam Diplomasi
2009-09-06Sudah 10 tahun bekas provinsi termuda indonesia, timor timur, yang berintegrasi pada 17 juli 1976…